27 Oktober 2012 pukul 23:44 ·

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhaqCt9apdKBQVKQAopPitSygXdCHwtW759uPh4IRbkeyWyEt3f0YGF00CBIHnRssbJwcq7ycwWYwFmt57xnGd0SZPTZn7L6Pn7YZEflKcLxESfV9PBTz4ydkgTKeFVCxwatkK9fcHCjFY/s400/kapal-kertas.jpg
Bukan sekali, tapi beberapa kali......
membuat bertanya-tanya, apa disebalik ini semua?
saling melempar dan menangkap didepan mata, hanya didepan mata.
Tak singgah satupun perahu megah itu dipelabuhan meski sejenak.
Mata berkaca, pecahkan air riak qolbu.
Terasa hambar meski air laut pasang membentang didepan sepasang mata.

Tak mungkin air jingga dari kedua belah mata itu keluar,karena tak layak, pun tak pantas.
Semakin merendahkan titik tangga yang pernah ditata, ntah harus turun lagi atau merosot hingga dasar kekeringan.
Rasanya tak ingin!!!
Ingin tumpahkan dicakrawala bening itu.

Oh Tuhan, buangkanlah segenap jiwa ini, pada siapa saja yang mengerti tentang keMaha-anMU.
Tak mungkin biarkan air laut memerah karena ia dibiarkan terdiam.
Pasti ada 'sesuatu' yang tersembunyi cerah diantara rongga gelap itu.
Hanya itu....
Nyali asa itu mualai menciut seketika, ketika kualitas terbongkar dan tercuri.
Kembali..., diam itu punya nama!
Ia geserkan kegelisahan pada titik ambang yang merentas kekaki-kaki bumi..

Tidak sekali, namun beberapa kali, tak layak, tapi menginginkan
Mimpi terjatuh bimbang, saat semua berjalan, dan disudut itu ada seonggok jiwa yang masih diam, menontoni dengan khusyuk.
Walau kelak tau kapal-kapal itu akan pergi jauh, dan belum tentu akan melewati kembali.
Dipelabuhan itu....
Dimana semua bisu, dan nadipun seperti melamun sejenak dipangkuan kayangan.
Lagi lagi kata ketidak layakkan menghantui jeripayah hati yang amat berat memangku segalanya.

Biarkan Ada memar disetiap kelopak mata, bahkan penyesalan disetiap ruang dahaga.
Tak berharap ia sampai bernanah....meski samar, itu semua adalah sebuah siulan kegelisahan.

Terpaku.....
Mengeja bayangan kapal-kapal itu yang riuh membelah ombak gemetar.
sambil bermimpi kelak bisa menaiki salah satu kapal-kapal megah itu.
Hanya bermimpi!!!
Karena kaki-kaki kekar itu seperti kehilangan akal bagaimana caranya berjalan...
bagaimana caranya bermimpi yang agung.
Membentang layar hidup itu disetiap dengusan ombak.

Tidak sekali, bahkan beberapa kali, diam terus diam mengeja arti yang belum seberapa ini.
Tersimpan indah kunci-kunci indah itu, rapi bahkan tak ada yang tau dan berani mengkecohkan.
Hanya mungkin, tujuan kapal-kapal itu tak sama dengan penumpang-penumpang yang termenung diam dipelabuhan.

Yah tidak sekali.... :)

Bintan Island @lthafunisa