Hati menemukan bilik rindunya
Lewat kekuatan sisa-sisa tangisan cinta, kaki melangkah ingin mencuri secarik damai yang ntah berwindu yang lalu memudar, tak memantul pelangi.
Diam, ku hirup dalam-dalam hingga kesumsum tulang rinduku.
Bak terpesona dengan keagungan melati.

Kembali kupaksakan rinduku agar tetap menemui singgahsananya.
Agar ia beradu haru ketika kening ini menyentuh kain pusaka yang bernama sajadah cinta itu.
Sebuah bangunan serba putih menjadi saksi, saat rinduku teruraikan satu per satu warnanya.
Seperti anak kecil yang kegirangan dibelikan mainan
Dan sekuat penantian cinta yang membara merah saga.

Terduduk, tersunggkur ....
Penuh kaca-kaca dari sinfoni kerinduan pada sang Ilahi.
Tulisan kaligrafi didinding-dinding putih bagai ikut bertasbih menafsirkan gelak rindu

Rabb ku, jatuh bangun aku menuju istanaMu nan megah
Sempat ragu, namun kupaksa agar bertemu dan aku tak tertipu.
Dipintu asa ingin kupasang lampion-lampion cinta.
Agar bisa kembali bersama pelangi, memuai kerinduan yang syahdu
Hanya bersama Mu, berama Mu.

Diistana megah kualirkan doa penuh kata,
Bersujud menikmati degupan jantung yang terasa dekat dan kuat.
Bertakbir khusyu dibelaian kasihMu.
Aku tak ingin berpisah, istana megah ini membuat haru biru menafsir arti buncahan rindu.

Akhirnya, kumenemukanMu
Di tahta elegan yang serba suci, untuk membidik ilmu kasihMu.