Sejuta rindu main sendiri diplataran hati
ntah siapa sebagian tubuh ini, sedikit mengasing dan dicobapaksakan untuk dinikmati.
kadang terasa sakit menggigit karena cetakan dan isi tak serupa.
namun aku mencoba uraikan melati agar sedikit harum ketika mulai ada kesumpekan itu.
akupun ingin dan terus berlari merasa amat tertinggal diruang mimpi yang terkunci tampak seolah tak berpintu.
Yang masih bisa kutangkap jelas adalah 'RINDU' berbagai dan beraneka ia. Mendorong memaksa keluar mencari sedikit cela mata angin yang menghendaki sebuah perbaikan.
ntah mengapa kabutpun terasa tak kembali jingga, seolah perhentian itumengabadi ditempat asing yang tak pernah ku jamah. Tapi tak akan ku sesali, sebab aku mulai mendapatkan sesuatu yang membingkai rindu-rinduku menjadi kereta mewah untuk sebuah pesta.
Jiwaku tetap saja seperti tertinggal disana, disebuah masa lalu yang membesarkan aku bersaman mimpi dan kenangan. Masih terekam jelas harum nafasku beserta alunan ombak jantung yang biarkanku menari ikuti langkah pelangi.
Aku merindukan yang dulu, ketika aku dapat menghirup bebas setiap naungan kebebasan yang terbingkai atas nama cinta, penghargaan, pengorbanan dan ketulusan yang tak bersyarat.
Beberapa tahun kulewati dengan sesuatu yang dipaksakan tak serat, padahal kulihat sendat aliran darahku makin menakutkan, tapi aku akan tetap belajar tenang mendewasan arah mata angin yang akan ku kendari kelak.
Rinduku akhir-akhir ini sering menyapa, mungkin kualitas melati mulai menurun dan tak segera bersemi kembali. Aku merasakan banyak yang hilang, bahkan sendirian dalam pesta yang megah itu. Tapi aku akan tetap bertahan menjadi orang asing, lalu menang mengibarkan bendera putih, tanpa serat lagi. Ku tak lagi ingin berandai, sebab otakku kembali membutuhkan banyak oksigen untuk tak kusakiti lagi ia.
Aku tak seperti yang dulu, ataupun tak berpura-pura seperti dulu, hanya ingin menuliskan naskah tentang rindu, rindu yang membuncah namun tak terpecahkan.
Aku membutuhkan sosok-sosok hebat untuk berdiri disamping, depan dan belakangku. Bukan untukku bersandar hanya mematok kuat berdiriku.
Kini aku yag harus maju sendiri, bergerak sendiri menuju medan yang tak pernah ku baca sebelumnya.
akhhhhh cerita rindu itu buatku berbunga terkadang, karena disana penuh topeng dan rupa tak berwajah. Biarlah aku menjadi aku yang sebenarnya, bersama rindu ini akan kubawa hingga nanti, hingga aku kembali dengan merdeka, menutup mata, dan kalian akan tertawa dengan rindu ini.
wah..... aku masih bisa menulis lagi ^_^